Translate
Senin, 11 Agustus 2014
Rabu, 30 April 2014
Sablon
SABLON
A.
Pendahuluan
Sablon merupakan suatu kegiatan cetak-mencetak
tanpa memerlukan atau menggunakan mesin. Sablon bisa diartikan sebagai cetak
saring. Cara kerja atau prinsip dasar cetak saring adalah perpindahan cat
dengan menembus bagian saringan yang tidak tertutup oleh emulsi peka cahaya.
Acuan dalam cetak saring biasa disebut dengan screen yang terbagi menjadi
bermacam-macam tipe atau ukuran kerapatan(kerenggangan) saringan, semakin rapat
poti-pori pada saringan sangat cocok digunakan pada media yang tidak menyerap
atau sedikit menyerap air, seperti pada kertas dapat menggunakan screen yang
berkode N 120 keatas. Sebaliknya jika semakin renggang ukuran kerapatan screen
sangat baik untuk media yang menyerap air, seperti N 90 kebawah.
Pada masa ini mengingant perkembangan teknologi
yang sangat pesat sehingga memungkinkan sablon dapat dilakukan dengan teknik
digital print, cara ini lebih simpel dan tidak memerlukan banyak waktu serta
tenaga yang ekstra.
B.
Konsep Desain
Desain pertama diterapkan dengan teknik manual,
terinspirasi dari salah satu manusia yang tanpa disadari telah menyebabkan
ketergantunagan, tanpa dia waktu terasa berhenti dan tidak berjalan.
Dalam sehari-hari manusia sulit lepas dari
listrik, apalagi jika bekerja dalam suatu ruangan atau bekerja dengan
teknologi. Dimana perkembangan teknologi ditunjang dengan adanya tenaga listrik
pada umumnya.
Atas dasar ini saya mencoba membuat desain yang
memuat gambar petugas PLN sedang bekerja, bermain, dan bergelut dengan listrik.
Desain kedua diterapkan dengan teknik manual,
merupakan suatu cita-cita dan impian untuk menjadi seorang seniman dibidang
seni lukis, yang diwujudkan dalam bentuk gambar sebuah palet, coreten-coretan,
kata p-ELUKIS, p nya kecil itu menggambarkan pengalaman atau jam terbang yang masih
sangat minim (kurang), tapi masih ada kesempatan untuk menjadi besar sesuai
yang diinginkan diikuti dengan kemauan dan usaha yang keras.
Desain ketiga diterapkan dengan teknik manual,
berawal dari fenomena kampus seni rupa dengan mahasiswanya yang sedikit banyak
mempunyai karakter yang khas, ada yang kurang terawat dengan wajah acak-acakan,
rambut tidak dalam keadaan rapi bahkan ada yang tidak bersih, prilaku yang
tidak biasa, sehingga memunculkan karakter seni rupa. Dari sinilah saya
terinspiarasi untuk membuat suatu kartun yang karakternya diambil dari
mahasiswa seni rupa.
Desain keempat diterapkan dengan teknik manual,
mengangkat tentang senyuman. Semua orang pasti bisa tersenyum dan tertawa,
hanya saja kapan waktu untuk tersenyum. Disini saya menggambarkan dalam sekian
banyak orang yang bisa tersenyum ada sebagian yang tidak bisa tersenyum, itu
bisa disebab karena adanya suatu masalah, seperti sedang berduka, perasaan
sedih, dan lain-lain.
Desain kelima diterapkan dengan teknik cetak
digital,
Dari keseluruhan desain yang dikerjakan dengan
teknik manual perlu mempertimbangkan ketebalan garis dan kerapian, sehingga
hasilnya akan sesuai dengan yang diinginkan.
C.
Jenis Desain
Desain yang ditampilkan adalah desain yang
difilmkan dengan proses pecah warna, membagi atau pemisahan blok menjadi
sendiri-sendiri berdasarkan warnanya masing-masing. Semakin banyak warna yang
diinginkan, prosesnya pun semakin rumit dan memerlukan waktu yang cukup lama.
Hasil desain yang telah dipindahkan pada kertas kalkir harus berwarna pekat
atau menggunakan warna hitam pada umumnya agar desain benar-benar tidak terkena
sinar cahaya pada waktu afdruk. Yang kedua desain yang berupa data, karena
melalui print.
D.
Fungsi
Dari keseluruhan desain yang dibuat bisa
berfungsi sebagai suatu identitas,karakter, dan pengalaman yang dikomposisikan
dan dikombinasi sesuai dengan yang dikehendaki.
E.
Tujuan
Dalam pembuatan desain harus jelas dalam
menentukan untuk apa desain dibuat dan dimana akan diterapkan, karena setiap
media mempunyai kesulitan yang berbeda-beda. Desain dibuat disesuaikan
denagn kebutuhan, bisa di aplikasikan pada kertas atau pada kain (tekstil),
disini desain diaplikasikan pada kain dengan melalui dua cara, yakni teknik
manual dan digital print.
F.
Bentuk visualisasi desain
G.
Alat dan Bahan dengan teknik manual
a.
Alat-alat yang digunakan antara lain:
1.
screen, merupakan semacam saringan yang digunakan sebagai acuan untuk
menyablon.
2.
rakel, coater atau penggaris digunakan untuk meratakan cat pada waktu
sablon, untuk meratkan emulsi peka cahaya.
3.
sprayer, digunakan untuk mengkikis emulsi peka cahaya yang tidak mati.
4.
hair dryer, digunakan untuk mengeringkan emulsi peka cahaya dan screen.
5.
selotip atau isolasi, digunakan untuk menutup spanram atau
bingkai screen.
6.
catter atau gunting, digunakan untuk memotong isolasi.
7.
spons, digunakan untuk menekan bagian dalam screen.
8.
kain hitam, digunakan untuk melapisi sekaligus membalut spons.
9.
wadah pengaduk dan pengaduknya, tempat untuk mencampur sekaligus
mengaduk ulano TZ atau cat.
10. drawing
pen, digunakan untuk memindah desain padakertas kalkir, jika desain dibuat
secara manual.
11. kaca
dan meja afdruk, digunakan untuk proses afdruk
12. meja
sablon, digunakan untuk menyablon.
13. koran,
untuk mencegah agar pada waktu cetak cat tidak terkena lantai atau yang lainnya
14. kain
perca atau lap, digunakan untuk membersikan sisa-sisa cat, dll.
15. gayung
air
b.
Bahan
1.
ulano TZ, bahan peka cahaya yang digunakan untuk menutup pori-pori screen.
2.
pasta atau medium warna, digunakan sebagai warna dasar, karena
warnanya putih.
3.
biang warna (pewarna), digunakan untuk menciptakan warna sesuai selera.
4.
binder, berguna untuk memperkuat warna (agar warna tidak mudah luntur)
5.
ulano 5, obat untuk menghapus emulsi peka cahaya
6.
sabun, digunakan untuk membersikan sisa-sisa cat.
7.
air
8.
kain, kaos oblong/T-Shirt
H.
Alat dan bahan dengan teknik digital
a. alat yang dibutuhkan
- komputer, untuk mengolah dan membuat gambar desain.
- printer, untuk memindahkan gambar pada acuan.
- mesin press atau setrika,
digunakan untuk memindah desain dari acuan pada media(kain).
- transper paper, jenis kertas yang
hasilnya cukup bagus yang biasanya digunakan pada kain sejenis katon, jika kain
yang digunakan sejenis kain TC acuannya bisa menggunakan kertas HVS biasa,
dengan catatan memakai tinta khusus.
b. bahan yang dibutuhkan
- tinta.
- kain(kaos oblong)
I.
Proses Praktek
Proses praktik dengan teknik manual.
a. Pracetak, membuat sketsa desain, ACC desain
bertujuan untuk mengevaluasi desain yang telah dibuat, dilakukan pecah warna
atau membagi menurut warnanya, print atau photo copy di kertas kalkir.
b. proses afdruk. Mencampur ulano TZ dan
mengoleskan pada permukaan screen yang masih bersih secara merata bisa
menggunakan coater, rakel, atau penggaris. kemudian dikeringkan dengan hair
dryer bagian depan dan belakang, setelah kering dilakukan proses afdruk, yakni
desain yang telah dipecah warna diletakkan diatas screen dengan posisi
terbalik. Meletakkan spons yang dibalut dengan kain hitam pada bagian dalam
screen yang digunakan untuk penekanan. Screen diletakkan diatas meja afdruk
dengan posisi menghadap kebawah atau kedalam meja afdruk. Meletakkan papan dan
pemberat agar tekanan spons rata dan tidak berubah. Dilakukan penyinaran kurang
lebih 4 sampai 7 menit.
Semua kegiatan dilakukan dalam ruangan
yang cahayannya tidak langsung mengenai screen yang telah diolesi oleh emulsi
peka cahaya.
c. proses pengkikisan. Setelah selesai disinari
bilas dengan air yang bertujuan untuk mengkikis obat afdruk yang tidak mati.
Kemudian secara perlahan screen disemprot dengan sprayer mulai dengan tekanan
rendah sampai pada tekanan yang kuat, hingga screen benar-benar bersih dari
obat afdruk yang tidak mati. Dikeringkan, bisa menggunakan hair dryer agar
cepat kering. Jika screen belum kering jangan melakukan proses cetak, karna
akan berpengaruh terhadap hasilnya.
d. proses penusiran. Sering dialami bagian screen
yang cacat pada hasil afdruk, faktor afdruk yang kurang sempurna atau
kesalahan pada pengkikisan adalah salah satu penyebabnya. Untuk mengatasinya
dapat dilakukan dengan penusiran atau menutup bagian-bagian yang cacat(tidak
tertutup) agar pada waktu cetak, tinta keluar sesuai dengan desain yang
diinginkan. Penusiran dapat menggunakan obat sisa afdruk.
e. proses penutupan bingkai screen (spanram).
Bingkai screen dilapisi dengan isolasi agar tidak kotor dan mudah dalam membersikan
cat pada waktu proses cetak. Bagian desain yang menggunakan warna yang berbeda
dapat ditutup semantara dengan isolasi.
f. proses cetak. Screen dipasang diatas meja
sablon. Kain atau T-Shirt yang telah dilayout diletakkan dibawah screen.
Menyiapkan warna cat yang diinginkan dengan cara mencampur pasta(medium warna)
dengan biang warna. Menuangkan cat pada acuan cetak. Dorong dan ratakan dengan
rakel beberapa kali sampai dianggap cukup, jika warna yang diinginkan kurang
sempurna, bisa diulang dua sampai tiga kali. untuk warna yang lain prosesnya
sama, hanya saja screen harus dibersikan dulu dengan air dan sabun agar screen
benar-benar steril(bersih dari cat), dan kain harus sudah dalam keadaan kering.
Selasa, 29 April 2014
Rencana
Allah itu baik
Saat
hati berkata INGIN, namun Allah brkata TUNGGU
Saat
AIR MATA harus menitis, namun Allah berkata TERSENYUMLAH
Saat
segalanya terasa MEMBOSANKAN, namun Allah berkata TERUSLAH MELANGKAH
Kita
merancang, Allah juga merancang
Tetapi
perancangan Allah lebih baik
Allah
menitipkan kelebihan di setiap kekurangan
Menitipkan
kekurangan disetiap kelemahan
Menitipkan
sukacita disetiap dukacita
Menitipkan
harapan disetiap keraguan
Allah
berjanji, semua itu akan indah pada waktunya
Langganan:
Postingan (Atom)